Rabu, September 26, 2007

Renungan Harian bersama Rm. Marya


"Mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil"


(Ezr 9:5-9; Luk 9:1-6)




"Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang, kata-Nya kepada mereka: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka." Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat."(Luk 9:1-6), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.


Berefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:


· Rasul berarti 'utusan', seseorang yang memperoleh tugas perutusan untuk melaksanakan apa yang diperintahkan oleh yang mengutus. Sebagai orang yang telah dibaptis kita semua memiliki tugas perutusan atau dimensi rasuli, sebagai yang diutus untuk mewartakan Injil atau Kabar Baik. Sebagaimana para rasul pergi mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembukan orang sakit, maka segala gerak-gerik dan langkah perjalanan kita dimanapun dan kemanapun diharapkan menjadi warta gembira serta membuat mereka yang sakit menjadi sembuh, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi maupun sakit tubuh. Dengan kata lain kemanapun dan dimanapun kita senantiasa menyampaikan apa yang baik dan menyelamatkan atau kehadiran kita senantiasa menjadi kabar baik. Tentu saja pertama-tama kita sendiri harus menjadi orang baik. Apa yang disebut baik senantiasa berlaku secara universal, dimanapun dan kapanpun juga, tidak terikat oleh ruang dan waktu. Perbuatan-perbuatan baik yang dapat kita laksanakan antara lain: "memberi makan yang lapar, memberi minum yang haus, memberi tumpangan orang asing, memberi pakaian yang telanjang dan malawat atau mengunjungi yang sedang dipenjara" (bdk Mat 25:42-43), entah secara phisik maupun spiritual. Secara phisik artinya memberi makanan, minuman, pakaian, tumpangan dan mengunjungi atau memberi sapaan yang lemah lembut dan penuh kasih, sedangkan secara spiritual antara lain mendoakan mereka. Marilah kita perhatikan siapa saja di tempat kerja atau masyarakat kita yang sungguh membutuhkan kebaikan, atau tempat dan sauasana yang perlu diperbaiki. Kita adalah murid-murid Yesus, Penyelamat dunia, maka di mana ada bagian dunia, seluk-beluk hal-hal duniawi yang tidak selamat, kita semua dipanggil untuk mendatangi dan menyelamatkannya. Hendaknya tidak perlu menunggu perintah dalam hal berbuat baik atau menyelamatkan, ketika ada tempat, suasana atau orang yang tidak baik yang kita lihat marilah segera kita perbaiki. Berbuat baik kiranya tidak perlu izin atau rekomendasi.


· "Karena sungguhpun kami menjadi budak, tetapi di dalam perbudakan itu kami tidak ditinggalkan Allah kami. Ia membuat kami disayangi oleh raja-raja negeri Persia, sehingga kami mendapat kelegaan untuk membangun rumah Allah kami dan menegakkan kembali reruntuhannya, dan diberi tembok pelindung di Yehuda dan di Yerusalem"(Ezr 9:9) Kutipan ini kiranya sangat inspiratif bagi kita semua. Kita semua telah menerima kasih sayang secara melimpah ruah dari Allah melalui orang-orang yang telah berbuat baik kepada kita, orangtua, kakak-adik, sahabat dan kenalan, guru, atasan atau bawahan dst.. Kita dalam keadaan atau kondisi apapun adalah orang-orang yang terkasih, maka marilah kita tanggapi kasih tersebut dengan berbuat kasih atau berbuat baik kepada yang lain. Yang dipanggil untuk memperbaiki tempat, keadaan/suasana dan sesama tidak hanya mereka yang secara organisatoris berfungsi untuk tugas itu, melainkan kita semua tanpa pandang bulu, jabatan, kedudukan, pangkat, SARA dst.. Memang yang pertama-tama menjadi rumah Allah adalah 'manusia',yang diciptakan sesuai dengan citra atau gambar Allah, maka ketika melihat sesama manusia yang rusak marilah segera kita perbaiki. Jika semua manusia baik, maka baiklah semuanya: tempat, suasana, cara hidup dan cara bertindak dst.. "The man behind the gun", manusia yang berada dibalik senjata itulah yang penting dan terutama dalam kehidupan bersama.
Lingkungan hidup yang manusiawi akan membantu siapapun untuk semakin berbakti kepada Yang Ilahi, dan dengan demikian semua orang senantiasa berusaha dengan rendah hati saling mengasihi sampai mati. Marilah kita usahakan bersama tempat kerja, komunitas/keluarga dan desa atau wilayah kita menjadi damai dan tenang bagaikan 'tempat ibadat', dan orang-orang yang berada di dalamnya bersikap terhadap sesamanya bagaikan ketika sedang beribadat atau berdoa, serta memperlakukan semua sarana-prasarana bagaikan sarana-prasarana ibadat atau doa.


"Terpujilah Allah yang hidup selama-lamanya, dan kerajaan-Nyapun tetap untuk sekalian abad. Memang Ia menyiksa tapi juga mengasihani, Ia menurunkan ke dunia
orang mati, tetapi menaikkan daripadanya juga; tiada seorangpun luput dari tangan-Nya. Muliakanlah Dia, hai orang Israel, di hadapan sekalian bangsa, sebab kita telah dicerai-beraikan-Nya di antara mereka. Wartakanlah kebesaran-Nya di sana, agungkanlah Dia di hadapan segala yang hidup. Sebab Dialah Tuhan kita dan Allah, Ia adalah Bapa kita untuk selama-lamanya."(Tb:13:2-4)


Jakarta, 26 September 2007

Tidak ada komentar: